Rabu, 18 Januari 2017

desiaswulan





NAMA        : DESIAS WULAN FITROETIN NISA
KELAS       : 8H/HALCYON
KARYA      :GAMBAR ILUSTRASI KARYA 
                      SASTRA       

SEKOLAH : SMPN 16 MALANG 




















BAB  3  MENYANYIKAN LAGU DAERAH
A. Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah
- Setiap suku di Indonesia memiliki lagu daerah yang menggunakan
  bahasa daerah setempat.
- Lagu-lagu daerah diiringi dengan alat musik daerah yang disebut
                                             Karawitan.
- Karawitan bersifat tradisional dan anonimus.
- Musik karawitan Betawi dalam gambang kromong disebut liaw .
- Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi :
  1. Gaya lokal, karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya.
  2. Gaya individual, karakteristik pencipta lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu
      lainnya.
  3. Gaya periodikal, karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musikal tertentu.
      Dalam karawitan Betawi gaya atau musical style dikenal dengan istilah Liaw.
- Para repertoar lagu-lagu daerah sering dibawakan oleh seorang penyanyi.
  Di Jawa, Sunda, & Bali disebut dengan sinden.
  Di Sumatera Utara sering disebut dengan perkolong-kolong.
  Di Kalimantan disebut dengan Madihin yaitu menyanyikan pantun-pantun dengan diiringi
  tabuhan gendang.
B. Menyanyi Secara Unisono
- Yaitu menyanyi dalam satu suara.
- Ada lagu-lagu yang dinyanyikan saat upacara tertentu seperti pernikahan, kelahiran, kematian,
  atau permainan.

C. Berlatih Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah







  










BAB 4 BERMAIN ANSAMBEL MUSIK Tradisional
A. Jenis Musik Ansambel Tradisional





- Di Indonesia salah satu jenis seni pupujian atau seni tetabuhan yang dianggap paling tua dan masih bertahan dan berkembang saat ini adalah musik gamelan atau sering disebut dengan istilah seni karawitan.
- Menurut Ki Sindu Suwarno karawitan berasal dari kata "rawit" yang berarti cabe rawit, kecil serta halus dan indah. Indah artinya disini adalah seni.
- Menurut R.M Kusuma Dianata istilah karawitan adalah "pancaran sinar" yang indah yaitu seni suara yang berbentuk vokal maupun instrumental yang berlaraskan pelog dan salendro.
- Jadi karawitan tidak hanya menunjukkan pada gamelan Jawa Bali Sunda tetapi juga alat musik yang lain di Indonesia seperti Talempong Sumatera Barat, Gondang Sumatera Utara, Kulintang Sulawesi Selatan, Angklung Jawa Barat, Arumba, Tifa, dll.
B. Memainkan Ansambel Tradisional


blogger




                                 




    TUGAS SENI BUDAYA RANGKUMAN MATERI          
                        PEMBELAJARAN


NAMA         : LATIFATUL LAILA PUTRI
KELAS        : 8H/HALCYON
KARYA       : GAMBAR ILUSTRASI KARTUN
SEKOLAH  : SMPN 16 MALANG




      
        
                                                            
              

      
















   Ragam hias daerah merupakan identitas suatu daerah. Ragam hias memiliki arti simbolik seperti, menangkal roh  jahat, memberi keberkahan, dan simbol pangkat atau kedudukan da lam masyarakat.  Ragam hias untuk hiasan dapat berupa motif tumbuhan, hewan, manusia dan geometris yang  untuk memperindah bidang dua dan tiga dimensi. Motif ragam hias dua dimensi pada benda dapat menggunakan teknik anyaman, ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang rumah tangga dan kerajinan tangan. Jenis ragam hias setiap daerah berbeda-beda dan memiliki ciri khas dalam pembuatannya. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk stilisasi dari bentuk aslinya. Proses pembuatan ragam hias ini dapat dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan yang digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan.









1.Jenis – Jenis Ragam Hias

     a.Ragam Hias Flora

          
          Merupakan pengembangan dari bentuk aslinya dan diwujudkan dalam bentuk sulur-
          suluran.

     b.Ragam Hias Fauna

  
              
       
          Diambil dari jenis fauna dari masing –masing daerah sebagai cirri khas.fauna tersebut
           dibedakan menjadi hewan darat,air,dan udara
    
      c.Ragam Hias Figuratif (Manusia)
      
        

          Karakter bentuk sesuai tema dan tujuan tertentu (untuk mendapat keberkahan ,
           keselamatan ,dll.)
    

     d.Ragam Hias Geometris

         
          Pengembangan bentuk dasar geometris (segi empat ,segi lima,belah ketupat dan bentuk
          bebas).Dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk dasar geometris.

2.Pola Ragam Hias
   Pola ragam hias adalah hasil susunan dari suatu aturan tertentu dalam komposisi tertentu.
     Berikut adalah beberapa pola ragam hias :




  a.Pola Simetris          : Terbentuk dari motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan          bentuk sama dalam penyusunanya.
    b.Pola Asimetris         : Komposisi tidak seimbang namun masih terlihat proporsi ,komposisi
                                          dan kesatuan yang baik.
    c.Pola Tepi                    : Berupa pengulangan bentuk sebelumnya ,untuk menghias tepi bahan.
    d.Pola Menyudut        : Bentuk disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang ada.
    e.Pola Ragam Hias     : Memusat bentuk corak berdiri sendiri.Merupakan gabungan    beberapa      bentuk ragam hias dan ragam hias baru.
    f.Pola Beraturan         :Terbentuk dari bidang corak yang sama .Susunan pola merupakan
                                               pengulangan bentuk sebelumnya dengan bentuk dan ukuran sama.   
     g. Pola tak beraturan : Merupakan sebaran dari beberapa motif yang berbeda dan tidak      mengikuti pola proporsi yang seimbang.

B.Alat dan Bahan

   Penempatan ragam hiasdapat diterapkankan pada beberapa jenis bahan seperti kayu, batu, keramik, dan logam. Bahan-bahan  Ada yang menggunakan pahat, pisau, dan kuas cat. Perbedaan alat dan bahan tersebut berdampak pada nilai keindahan. Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam membuat ragam hias antara lain :
1. Pahat


Pahat memiliki mata bentuk lurus dan me -lengkung. Pahat digunakan untuk membuat torehan atau pahatan pada media kayu.
2.Palu Kayu


Untuk memukul pahat yang sudah diberi sketsa ragam hias.Proses pemukulan disesuaikan kedalaman ukiran.

3.Kuas


Untuk member warna pada media kayu,logam,batu,keramik.

4.Politur

Pelapis warna natural ,penggunaanya dengan disemprot ataupun dikuas.

5.Cat kayu /besi

Untuk member efek warna pada ragam hias.



6.Kayu / papan

Dapat berupa kayu papan /batangan .
7.Batu

Pilihlah yang permukaanya rata agar mudah membuat ragam hias pada batu tersebut.

C.Teknik Penerapan Ragam Hias

    Penerapan ragam hias dapat dilakukan pada media kayu, keramik, batu, besi, tembaga, kuningan, anyaman bambu, dan rotan. Secara teknis pelakuan yang dilakukan pada masing-masing bahan berbeda-beda, ada yang menggunakan teknik ukir, cor, etsa, dan pengecatan.
1.Teknik ukir
 Jenis bahan yang dapat digunakan dalam teknik ukir dapat berupa bahan dari kayu. Kayu yang sudah diberi ragam hias kemudian diukir sesuai dengan pola yang sudah ditentukan. Alat yang digunakan bisa menggunakan ukuran berbeda tergantung dari besar kecilnya ragam hias yang digunakan.Berikut adalah proses membuat ragam hias dengan teknik ukir :
a. Membuat desain/gambar yang digunakan sebagai panduan untukmengukir
b .Menempelkan desain pada media ukir (kayu) dan kemudian meng￾ukirnya.
c. Mengamplas/menghaluskan dan kemudian memberi plitur/pernis
2.Teknik Cor

Penggunaan teknik cor dapat menggunakan bahan dasar kuningan, tembaga, tanah liat, gips, dan besi. Proses teknik cor dengan menggunakan bahan dasar gips yang dilakukan dengan cara membuat pola negatif atau cetakan tanah liat. Sebelum proses pengecoran ragam hias dari bahan tanah liat dipersiapkan terlebih dahulu. Selanjutnya dibuatkan tem pat berupa kotak atau tabung untuk me ne m patkan negatif ragam hias.Berikut adalah cara penggunaan teknik cor ragam hias :
a.Membuat model yang akan dicetak.
b.membuat cetakkan
c.Pembakaran
d.Penyelesaian dengan cat dan pelapis vernis.

Alat dan Bahannya sebagai berikut :
a.Ember       
b.Pengaduk kayu
c.Gips
d.Tanah liat
e.Air
f.Cetakkan kayu
g.Cat besi/vernis


3.Teknik Pengecetan




  Alat dan bahan :
a.Kuas                               e.kayu/triplek
b.Palet cat                        d.Cat minyak
c.Pensil

           BAB 2 TAPESTRI
A.Tapestri

      Kata Tapestri dari bahasa Perancis Tapiesserie  berarti penutup lantai atau bahasa Latin Tapestrum sulaman yang memiliki banyak teknik. Tenun Tapestri  digunakan sebagai benda seni maupun benda yang memiliki fungsi pakai. Sebagai benda seni berupa hiasan dinding dan benda pakai berupa korden, permadani atau karpet, dan keset. Tapestri adalah teknik membuat karya tekstil dengan menenun benang-benang, serta-serat, dan bahan lain seperti kayu, logam, dan rotan dalam satu komposisi benda yang punya fungsi seni dan pakai. Tenun tapestri memiliki keindahan dan bentuk unik dengan jalinan tenun benang-benang aneka warna menutupi bidang gambar dan paduan unsur bahan lain.Tenun tapestri merupakan bentuk gambar dekoratif.Tapestri bisa dibuat dengan menggunakan bahan lain seperti serat￾ alami maupun yang diberi warna. Struktur bentuk tapestri terdiri atas  benang lungsi dan pakan yang dibuat menjadi barang  tertentu.Benang lungsi adalah jalinan benang menghadap  vertikal.Benang pakan adalah benang yang mengarah horisontal dan menjadi bagian benang yang membentuk bidang gambar tertentu.  Keindahan  tapestri dilihat dari garis, warna dan bidang pada pola gambar dan bahan pendukung lain seperti manik-manik dari kayu atau logam dan tebal tipisnya benang. Keindahanya  diperhatikan faktor komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kesatuan dari masing-masing bagian karya tapestri.
B.Bahan dan Alat Tenun Tapestri
Tenun tapestri menggunakan bahan  disesuaikan dengan ukuran panjang dan lebar kain yang dibuat. Bahan dan alat tersebut yakni:
1.      AlatTenunTapestri

    a. Bentangan (Spanram)
        Untuk mengaitkan benang lungsi dan jalinan pakan yang membentuk corak atau motif .   Spanram dapat dibuat dari kayu satu sisi yang berhadapan diberikan paku ukuran 1 cm antar pakunya.
     b. Gunting
         Untuk memotong sisa benang dan bahan-bahan yang berlebih dan tidak terpakai.
     c. Sisir
           Untuk merapatkan benang yang sudah ditenun sampai rapat.
     d. Paku Penggulung
           Untuk menyisipkan benang pakan pada benang lungsi hingga membentuk motif tertentu.
C.Teknik Tapestri
Teknik tapestri dilakukan dengan menenun benang pakan pada benang lungsi yang dikaitkan pada bentangan kayu atau spanram. Spanram digunakan  untuk menunjang benang lungsi dan pakan yang membentuk ragam hias. Berikut langkah langkah mbuat tenun tapestri :
      Teknik dalam tenunan tapestri dibagi menjadi dua yaitu :
  a)Teknik Tenun Simetris
  
   Yaitu memasukkan benang pakan sejajar dengan tenunan benang pakan lainnya dan terkait di antara   benang lungsi hingga membentuk ragam hias
b)Teknik Tenun Asimetris



Yaitu kenampakan di tenun menyilang di benang lungsi nya dan dilakukan berulang-ulang sesuai desain  yang dibuat. Terdapat sambungan antar benang benangnya .Benang yang disambung terdapat pada benang pakan. Karena penampakan merupakan unsur pembentuk ragam hias